Aku Ingin Sekolah

Perkenalkan namaku Rianti, aku bukanlah anak dari keluarga kaya. Aku hidup di desa terpencil di daerah Majalengka. Keseharianku selain sekolah yaitu membatu ibu di ladang. Ya, aku hanya seorang anak petani yang hidup serba kekurangan. Suatu hari sekolah membrikan surat himbauan kepada orang tuaku. Sebenarnya aku tak sanggup memberikan surat ini kepada mereka. Karena aku tahu mereka akan bingung setelah membaca surat ini. surat ini berisi tentang tagihan administrasi sekolahku yang masih banyak dan belum dicicil. “Bu, ini ada surat” ucap aku dengan suara pelan. Belum membaca lagi-lagi ibuku sudah tahu isi surat ini. ya setiap awal bulan selalu datang surat pemberitahuan. “Nak, tapi bapakmu belum ada uang” ucap ibu dengan muka sedih. “Tidak apa-apa bu. Bu, bagaimana kalau aku berhenti sekolah saja? Pinta aku kepada ibu. “Kamu harus tetap sekolah nak, untuk biaya nanti ibu dan bapak yang mencarikan untukmu, tugasmu belajar” ucap ibu memberikan semangat kepadaku. Jika ibu sudah berkata seperti itu saya tidak akan mengecewakan ibu dengan malas belajar. “Baik bu, semoga nanti bapak ada uang untuk sekolahku” ucap aku. Sepulangnya bapak dari ladang ibu bercerita tentang hal ini. tanggapan bapak lagi-lagi sama yaitu belum ada uang. Penghasilan orang tuaku sebagai petanu tergantung panen yang didapatkan. Jika bagus masih ada harapan untuk makan dan biaya sekolahku. Tetapi jika tidak hasilnya tak seberapa, maklumlah ladang kami tak selebar orang lain. Kami hanya punya satu petak sawah, itupun dibagi 2 menjadi tanaman padi dan sayuran. Tujuannya agar biaya makan tidak terlalu berat. Melihat kondisi orang tuaku yang tidak punya, aku pun berniat mencari barang bekas untu di jual sepulang sekolah. Sebenarnya ibu dan bapak tidak setuju, tetapi itu aku lakukan untuk sedikit meringankan beban orang tuaku. Oia, aku ini 2 bersaudara. Adikku umur 4 tahun namanya Anto. Alhamdulillahnya dia anak kecil yang sangat mengerti keadaan orang tua. Setiap ada pedagang mainan lewat sedikitpun tak pernah menangis meminta. Bahkan untuk meminta jajan pun dia tidak pernah. Meskipun begitu ibu kadang tak tega, terkadang dia dibelikan jajanan untuk adik. Aku sangat bersyukur memiliki keluarga yang sangat sayang kepadaku dan adik meskipun keadaannya tidak seberuntung orang lain. Terkadang apa yang yang kita inginkan memang tak selalu bisa kita dapatkan. Sehingga kita harus pandai bersyukur dengan apa yang telah ditakdirkan kepada kita. Karena aku yakin Allah selalu melihat setiap usaha yang dilakukan dengan sunguh-sungguh. Suatu saat nanti aku akan bisa membahagiakan orang tuaku. Buat kalian yang sudah beruntung kehidupannya jangan lupa bersyukur ya.

Komentar

Postingan Populer